MANFAAT COKLAT: Benarkah Coklat Membuat Pintar?

18.37

Compact_coklat
Memakan lebih banyak coklat dapat meningkatkan kesempatan suatu negara mendapatkan hadiah Nobel, atau paling tidak itulah yang penelitian terbaru yang disarankan. Tapi seberapa besar coklat bisa berkaitan dengan itu?
 
Penulis studi, Franz Messerli dari Universitas Columbia mulai bertanya-tanya kekuatan coklat setelah membaca bahwa kakao baik untuk Anda.
 
Sebuah makalah menyarankan asupan kokoa bisa menyebabkan fungsi mental lebih baik pada pasien usia lanjut dengan gangguan kognitif ringan, suatu kondisi yang seringkali merupakan awal dari demensia.
 
“Ada data pada tikus yang menunjukkan bahwa mereka hidup lebih lama dan memiliki fungsi kognitif yang lebih baik ketika mereka makan coklat, dan bahkan pada siput Anda dapat melihat bahwa memorinya meningkat”, ungkapnya, seperti dikutip BBC, Selasa (20/11).
 
Maka Messerli mengambil sejumlah peraih Nobel sebagai indikator umum intelijen nasional dan membandingkannya dengan konsumsi coklat nasional. Hasilnya mengejutkan seperti yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine.
 
“Ketika Anda mengkorelasikan keduanya antara konsumsi coklat dengan peraih Nobel per kapita, terdapat hubungan yang luar biasa dekat”, ujarnya. “Korealsinya mempunya 0.0001 ‘nilai P’ yang berarti kurang dari satu dalam 10.000 kemungkinan.
 
Tidak akan mengejutkan Anda bahwa coklat Swiss adalah bahan bakar intelijen teratas, di mana mempunyai konsumsi coklat per orang tertinggi dan juga pemenang Nobel per kapita tertinggi.
 
Swedia adalah pengecualian, ia mempunyai jumlah pemenang Nobel yang tinggi tapi masyarakatnya rata-rata mengkonsumsi coklat lebih sedikit.
 
Messerli berteori: “Nobel jelas disumbangkan atau dievaluasi di Swedia (selain Hadiah Perdamaian) jadi saya pikir Swedia mungkin memiliki bias yang sedikit patriotik. Atau pilihan lainnya adalah Swedia terlalu sensitif dan hanya sedikit yang sangat menstimulasi intelejensi mereka, jadi mungkin itulah alasan mengapa mereka mempunyai banyak penerima Nobel”.
 
Christopher Pissarides dari London School of Economics, menganggap konsumsi coklatnya menjadi dasar ia mendapatkan Nobel untuk Ekonomi pada 2010.
 
“Sepanjang hidupku, bahkan semenjak aku kecil, coklat adalah bagian dari dietku. Aku memakannya sebagai makanan pokok. Ini adalah satu-satunya makanan yang menyenangkanku."
 
“Untuk memenangkan Nobel, anda harus menghasilkan sesuatu yang orang lain belum pernah pikirkan, coklat yang dapat membuat nyaman mungkin sedikit berpengaruh. Tentu saja itu bukan factor utama tapi sesuatu yang mendukung untuk hidup dan hasil yang hasil yang lebih baik dalam hidupmu makan mendukung kualitas hasil kerjamu”.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »